“Bullwhip Effect” Pada Konteks Bermasyarakat


Bullwhip Effect adalah istilah yang dipakai dalam konteks manajemen rantai pasok (supply chain management) dimana terdapat perbedaan informasi dari sumber pertama atau sumber primer hingga ke penerima informasi terakhir. Bullwhip Effect merupakan masalah yang cukup serius dalam suatu perusahaan dimana jumlah yang diproduksi dan dikirimkan kepada konsumen berbeda dengan jumlah permintaan aktual di pasar. Bullwhip Effect bisa muncul karena adanya interval waktu yang terlalu panjang antara ketika informasi diterima pertama kali hingga departemen yang bertugas melakukan eksekusi sehingga bisa saja keadaan pasar sudah berubah sehingga informasi menjadi berbeda. Bullwhip effect juga bisa disebabkan oleh kesalahan penyampaian informasi dari satu departemen ke departemen lainnya. Contohnya, Departemen A yang mengamati pasar menemukan bahwa terdapat 1000 permintaan terhadap produk X, lalu dia menyampaikan kepada Departemen B bahwa terdapat 10000 permintaan, lalu Departemen C menyampaikannya kepada Departemen C yang melakukan eksekusi produksi sehingga yang diproduksi bukan 1000 produk, melainkan 10000 produk X karena informasi yang diterima Departemen C adalah sejumlah itu. Secara harfiah Bullwhip dapat berarti cambuk yang digunakan untuk melecut kerbau atau ternak. Lecutan yang dilakukan oleh si pemegang cambuk menimbulkan gelombang pada cambuk yang semakin besar ketika mendekati ujung cambuk. Contohnya dapat dilihat dari gambar berikut.

Bullwhip_effect

Lalu apa hubungannya dengan konteks kehidupan bermasyarakat. Saya tertarik untuk menarik kaitan antara teori ini dengan karakter sosial yang banyak dijumpai dalam masyarakat. Karakter tersebut kita kenal dengan nama “GOSIP”. Saya pernah mendengar seorang ibu bercerita tentang seseorang kepada teman-temannya. Yang membuat saya heran adalah cerita ibu tersebut tidak persis sama dengan keadaan sebenarnya, karena saya kenal betul dengan orang tersebut dan tau apa yang dilakukannya. Cerita tersebut terkesan melebih-lebihkan kejadian sebenarnya. Yang lebih aneh lagi saya mendapati teman ibu tersebut yang mendengar cerita dari ibu tadi kemudian menceritakannya kepada orang lain dengan versi cerita yang bahkan tidak sama persis dengan cerita yang didengarnya. Dan lagi-lagi melebih-lebihkan apa yang didengar sebelumnya. Sehingga cerita yang beredar terkesan lebih besar daripada kejadian yang ada. Bayangkan apabila alur gosip tersebut melewati hingga sepuluh alur, bisa-bisa ceritanya sudah sangat berbeda dengan kejadian yang sebenarnya.

Sayangnya, ini bukanlah kejadian langka di kehidupan masyarakat kita, paling tidak di masyarakat dimana saya hidup. Kebiasaan bergosip, menceritakan sesuatu/seseorang, kemudian menambah-nambahkan bumbu tambahan agar si pendengar lebih tertarik mendengar cerita tersebut, sering muncul. Bagaimana jika si pemilik cerita tersebut mendengar cerita-cerita yang telah beredar? Tentu saja itu bisa membuat hati si pemilik cerita menjadi sedih karena apa yang terjadi pada dia bukanlah seperti cerita-cerita yang beredar. Yang membuat semakin susah adalah bagaimana mengklarifikasi dan meluruskan cerita tersebut yang sudah terlanjur beredar dan kita tidak tahu siapa-siapa saja yang sudah mendengar dan sudah seberapa besar jumlah bumbu yang ditambahkan ke cerita tersebut.

Citra diri seseorang bisa menjadi anjlok ataupun terlampau besar akibat “bullwhip effect” karena kebiasaan gosip yang menambah-nambahkan cerita asing. Saya sendiri tidak terlalu mengganggap masalah mengenai orang-orang yang menceritakan tentang orang lain. Tetapi akan sangat baik jika kita hanya menceritakan apa yang kita dengar dan apa yang kita saksikan sehingga suatu kisah dapat mengalir secara lurus dan apa yang kita ceritakan memang menggambarkan kebenaran yang terjadi dalam suatu kisah.

Sama seperti judul blog ini “Be a True Witness”, jadilah saksi yang benar dan saksi yang sejati. Menyatakan yang benar dan menolak menjadi penyebar berita bohong yang membuat kerugian dan kerusakan dimana-mana.

Share what you think about this post (Bagikan apa yang Anda pikirkan tentang topik ini)